02 Dec

Prodi Akuntansi UMLA Gelar Seminar Internasional Film

Prodi Akuntansi UMLA Gelar Seminar Internasional Film

Program studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Lamongan menyelenggarahkan Seminar Internasional dengan tema Akuntansi Film. Acara seminar ini dilakukan secara daring melalui aplokasi Zoom Meeting dan disiarkan secara langsung melalui kanal youtube UMLA TV, Kamis (23/11). 

Peserta seminar ini diikuti 250 orang yang berasal dari kalangan dosen dan mahasiswa yang berasal dari dalam dan luar negeri. Pembicara pada seminar ini menghadirkan Haziqah Azemi yaitu Creative Producer and Writer Kopsul Studi dari negara Malaysia dan Guruh Marhaeni Handoko Putro Dosen Prodi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Lamongan. 

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Lamongan Suyitno, SE MM dalam sambutan pembukaannya menyampaikan bahwa akuntansi film ini adalah topik yang nyata dan relevan bagi generasi Z. 

Lanjutnya, webinar ini juga memberikan gambaran bahwa akuntansi itu diperlukan disemua lini bidang. Jadi tidak hanya digunakan untuk perusahaan dan instansi pemeritahan saja. 

Ditambahkan Suyitno bahwa iorganisasi olahraga, budaya, seni perfilman memerlukan perencanaan anggaran dan manajemen keuangan agar kegiatan atau program yang dilakukan bisa berjalan dengan maksimal dan menghasilkan kualitas yang terbaik. 

“Webinar ini dipilih agar peserta mengetahui bagaimana industry film khususnya dalam melakukan perencanaan anggaran agar lebih efisien dan efektif. Selanjunya memberikan gambaran bagaimana cara mengatur/mengelola keuangan dengan baik dalam memproduksi film dan bagaimana cara membuat laporan keuangannya,” ujarnya. 

Pemateri Haziqah Azemi memaparkan suatu kebanggaan baginya diundang oleh program studi Akuntansi untuk berbagi pengalaman kepada mahasiswa terkait akuntansi film. 

Dia menjelaskan bahwa Film salah satu unsur karya seni menjadi media komunikasi yang dituangkan secara verbal melalui visual dalam bentuk gambar bergerak dan suara. Film juga memiliki peran yang penting dalam menyampaikan norma atau budaya, khususnya budaya lokal. 

Lanjutnya, tahapan dalam manajemen produksi film dimulai dari pra produksi film, pelaksanaan produksi (tahap dua) dan tahap akhir pasca produksi. Dari tahap produksi film yang dilakukan tentunya tidak terlepas dari biaya yang disiapkan. 

Ditambahkan, biaya yang menjadi beban rumah produksi saat pembuatan film perlu direncanakan atau dianggarkan. Anggaran yang memuat rencana kerja keuangan diidentifikasi secara detail dari segala aktivitas yang dilakukan dan dapat dipertanggungjawabkan. 

“Rencana kerja pembuatan film beserta penentuan kru yang terlibat, dana yang dibutuhkan dan perencanaan biaya produksi secara keseluruhan menjadi tanggungjawab produser, co-produser, produser pelaksana hingga manajer unit produksi,” ungkapnya. 

Sementara itu, Guruh Marhaenis memaparkan materinya tentang penggangaran dan standar pelaporan keuangan. Pertama dia menjelaskan tentang pentingnya seorang produser film untuk melakukan perencanaan anggaran. 

“Secara tidak langsung sebenarnya menjadi beban berat yang dipikul jika tidak menganggarkan dan melakukan pencatatan serta perhitungan keuangan secara sistematis,” ujarnya. 

Lanjutnya, bila produser independen tidak melakukan perhitungan perencanaan keuangan dapat berdampak pada tidak terkontrolnya keuangan produksi film. Jika salah dalam menentukan anggaran dapat berdampak pada modal awal. 

“Pertanggungjawaban dana memerlukan feed back bisa kepada investor, sponsor dan donatur lain dengan melakukan investasi dan meningkatkan kinerja rumah produksi sehingga dapat dipertanggungjawabkan kepada stakeholder,” ungkapnya. 

Ditambahkan Guruh Marhaenis standar laporan keuangan akuntansi film yaitu memakai standar akuntansi keuangan (PSAK). Dewan Standar Akuntansi Keuangan (FASB) memainkan peran penting dalam membentuk lanskap keuangan dengan menetapkan standar akuntansi dan pelaporan keuangan. 

“Standar-standar ini, yang dikenal sebagai Prinsip Akuntansi yang Diterima Secara Umum (GAAP), memandu perusahaan publik dan swasta serta organisasi nirlaba dalam praktik akuntansi mereka,” pungkasnya. (Fathurrahim Syuhadi)

Related Posts